Hidupgaya.co – Presenter sekaligus aktivitas lingkungan, Tasya Kamila, telah menanamkan kebiasaan baik memilah sampah sejak dari rumah untuk buah hatinya. Ibu dua anak itu bahkan memiliki alat pembuat kompos (komposter) di rumah untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk alami.

“Kebiasaan kelola sampah aku mulai dari rumah dengan memiliki tong komposter. Meskipun gak semua sampah rumah tangga bisa dikomposkan, tapi setidaknya bisa berkurang dan tidak membebani lingkungan,” ujar jebolan S2 di Columbia University, New York, Amerika Serikat jurusan Public Administration dalam temu media menandai peluncuran produk edisi terbatas menggunakan bio material dari PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm) di Jakarta, baru-baru ini.

Di rumah, ibu dari Arrasya Wardhana Bachtiar (5) dan Shafanina Wardhana Bachtiar (17 bulan) mengajari keluarganya, termasuk asisten rumah tangga, untuk memilah sampah. “Kita terbiasa memilah sampah basah sisa makanan dipisahkan dengan sampah kering seperri plastik, kertas, kaca dan sebagainya. Sampah basah sisa makanan itu diolah jadi kompos dengan metode komposter. Kami punya tong komposter di dekat rumah,” terangnya.

Bagi mantan bintang iklan cilik itu, memilah sampah menjadi kegiatan menyenangkan sekaligus meningkatkan bonding dengan anak. “Memilah sampah itu untuk anak-anak seru, jadi kegiatan untuk bonding. Anak aku yang gede sudah bisa nanya ini sampah dibuang ke mana. Ya dijelasin saja, kalau sampah makanan dibuang ke tempat khusus untuk kompos. Yang sampah kering dibuang ke tempat tersendiri. Memilah sampah itu jadi kegiatan baru bersama si Kecil,” ujarnya.

Tasya Kamila bersama keluarga (dok. IG @tasyakamila)

Untuk sampah kering/anorganik yang tidak dikomposkan, Tasya menempatkan dalam wadah khusus, untuk kemudian dikirimkan ke Bank Sampah atau drop box, atau pakai aplikasi jemput sampah. “Sampah anorganik itu bisa didaur-ulang menjadi produk bermanfaat, sekaligus mengurangi timbunan sampah sehingga tidak mencemari lingkungan,” urainya.

Unicharm Rilis 3 Kategori Produk Menggunakan Bio Material

Peduli dengan lingkungan sekaligus menandai Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Mei, Unicharm meluncurkan produk edisi terbatas menggunakan bio material dari tiga kategori yaitu popok bayi MamyPoko, pembalut wanita Charm, dan tisu basah antibakteri Kirey Wipes.

Peluncuran tiga produk sekaligus yang menggunakan bio material merupakan kali pertama di Unicharm Group. “Dengan menggunakan bio material yang berasal dari tanaman tebu, batu kapur, minyak botani dan resin alami, produk-produk ini dapat mengurangi penggunaan material yang berasal dari minyak bumi,” ujar Presiden Direktur Unicharm Takumi Terakawa.

Seperti kita ketahui, dari berbagai macam sumber daya alam yang kita gunakan di kehidupan, minyak bumi adalah sumber daya yang sangat penting karena tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan maupun pembangkit listrik saja, tetapi juga bisa dijadikan sebagai bahan baku serat
maupun plastik.

Namun, karena minyak bumi dihasilkan dari perubahan kimia pada bangkai organisme hidup dari ratusan tahun yang lalu, jumlahnya terbatas. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah populasi manusia di Bumi, apabila minyak bumi digunakan secara terus menerus seperti saat ini, diperkirakan terdapat risiko minyak bumi akan habis dalam 50 tahun mendatang.

Karena alasan itulah, sejak 2021 Unicharm mulai mengembangkan produk yang ramah lingkungan demi berkontribusi pada lingkungan. Menandai Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, Unicharm meluncurkan produk-produk edisi terbatas menggunakan bio material dari tiga kategori yaitu popok bayi MamyPoko Royal Soft Bio, pembalut wanita Charm Cooling Fresh Bio dan Charm Daun Sirih Bio, serta tisu basah antibakteri Kirey Wipes Bio.

“Bio material berasal dari tanaman tebu, batu kapur, minyak botani dan resin alami. Berbeda dengan minyak bumi, bahan dasar alami ini dapat diperbarui. Melalui inisiatif ini Unicharm berharap dapat berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan,” terang Takumi.

Lebih lanjut Takumi mengungkap, hasil riset yang dilakukan Unicharm menemukan bahwa kesadaran konsumen pembalut wanita akan lingkungan meningkat hingga dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Di sisi lain, popok berbahan alami juga menjadi poin pertimbangan bagi konsumen dalam memilih popok bayi, dimana skornya meningkat tiga kali lipat di satu tahun terakhir.

Peluncuran produk Unicharm menggunakan Bio Material (dok. ist)

“Kami telah mengembangkan produk yang menggunakan bio material sejak tahun 2022, dan dengan memperbanyak jumlah produk yang menggunakan Bio Material, kami bertekad untuk memberikan kontribusi lebih besar terhadap penurunan penggunaan plastik yang berasal dari minyak bumi,” tutur Takumi.

Semua produk dari tiga kategori tersebut menggunakan logo ‘Bio Material’ pada kemasan untuk mengomunikasikan ke konsumen bahwa ini adalah produk yang ramah lingkungan. “Kami juga menyampaikan pesan ‘Mari Lakukan Kebaikan Kecil’ untuk mengajak masyarakat melakukan kebaikan bagi lingkungan dimulai dari yang bisa dilakukan sendiri. Seluruh produk ini dikembangkan dengan kualitas Jepang,” urai Takumi.

Kesempatan sama, Head of Corporate Planning Division Unicharm Heni Indrayati menambahkan, Unicharm telah mencanangkan Ethical Living for SDGs (Sustainable Development Goals) sebagai slogan perusahaan pada 2021 dengan tujuan untuk berkontribusi pada perwujudan SDGs. “Di dalam slogan ini terkandung makna melakukan kebaikan kecil dalam kehidupan, disebarluaskan kepada karyawan dan masyarakat,” ujarnya.

Hingga saat ini, Unicharm telah melakukan berbagai kegiatan yang sejalan dengan elemen Ethical Living for SDGs, seperti edukasi pemilahan sampah di sekolah-sekolah, pemasangan pembangkit listrik tenaga surya, kegiatan bersih-bersih sungai, dan juga meluncurkan produk yang ramah lingkungan. “Melalui upaya konkret itu kami berharap dapat berkontribusi untuk lingkungan,” pungkas Heni. (HG)