Hidupgaya.co – Luka dekubitus (tirah baring) telah menjadi salah satu masalah sosial di Indonesia. Rasio kejadian luka dekubitus di Indonesia lebih tinggi dibanding negara-negara lain di Asean, yaitu mencapai 33 persen.

Luka dekubitus ini perlu menjadi perhatian serius mengingat saat ini Indonesia telah memasuki era populasi menua, ditandai jumlah lansiai mencapai 11,75 persen – angka itu diprediksi akan terus bertambah mencapai 20 persen dari total penduduk Indonesia di tahun 2045. Hal ini menjadi salah satu tantangan dalam pemenuhan perawatan jangka panjang lansia.

Terkait dengan perawatan lansia, Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nida Rohmawati menekankan pentingnya peran keluarga dan tenaga kesehatan dalam perawatan lansia terutama yang memerlukan perawatan jangka panjang untuk pencegahan luka tirah baring.

“Upaya peningkatan derajat kesehatan lansia akan menjadikan lansia lebih berdaya guna sehingga dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” ujarnya di acara peluncuran popok dewasa Lifree PT Unicharm Indonesia di Jakarta, Rabu (29/5/2024).

Penjelasan tentang luka dekubitus intai lansia (dok. ist)

Nida mengungkap, Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dan mendorong peran keluarga melalui penerbitan berbagai panduan dan juknis (petunjuk teknis) berbagai kegiatan orientasi dan seminar terkait perawatan jangka panjang bagi lansia sebagai salah satu respons menghadapi populasi yang menua.

Bicara tentang risiko luka dekubitus, dokter spesialis kulit dr. Rinadewi Astriningrum Sp.DVE., Subsp.DA dari KSDGI mengatakan lansia dengan kondisi tirah baring yang mobilitasnya terbatas memiliki risiko terkena luka dekubitus lebih tinggi karena adanya tekanan pada area tubuh yang sama dalam jangka waktu yang lama. “Hal ini dapat diperparah jika menggunakan popok dengan sirkulasi udara yang tidak baik, karena kulit menjadi pengap dan rentan terhadap iritasi,” ujarnya.

Dekubitus butuh perawatan intensif

Lansia dengan luka dekubitus memerlukan perawatan yang lebih intensif dibanding lansia yang tidak memiliki masalah kulit tersebut. “Lansia rentan terkena luka dekubitus jika tetap berada dalam posisi tubuh yang sama dalam jangka waktu lama karena sirkulasi darah terhambat. Karenanya, penting untuk mengubah posisi tubuh secara berkala,” ujar Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) DKI Jakarta Jajang Rahmat Solihin.

Salah satu cara mencegah luka dekubitus adalah dengan menggunakan popok yang sirkulasinya baik. Selain itu, basuh kulit di sekitar area luka dekubitus dengan air hangat secara perlahan.

Penjelasan keunggulan popok dewasa yang bersahabat dengan kulit (dok. Hidupgaya.co)

Popok cegah ruam dan minimalkan luka dekubitus

Bicara tentang popok yang bersahabat dengan kulit, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk Takumi Terakawa mengatakan data riset menunjukkan kebutuhan konsumen terhadap popok yang tidak menimbulkan ruam cukup tinggi. “Melanjutkan upaya di tahun 2023 dengan melakukan riset bersama CRSU-FKUI menuju nol luka dekubitus, bertepatan dengan Hari Lanjut Usia Nasional di tahun ini, kami meluncurkan Lifree Popok Perekat yang telah diperbarui, pertama dan satu-satunya di Indonesia menggunakan 100% bahan breathable,” ujarnya.

Berdasarkan hasil pengujian internal yang dilakukan Clinical Research Supporting Unit – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (CRSU-FKUI), Lifree Popok Perekat terbukti dapat mengurangi kelembapan kulit di area sekitar perut hingga 25 persen dibanding menggunakan popok perekat biasa berbahan vinyl.  Juga, kelembapan di dalam popok juga membaik 23 persen dibanding popok perekat biasa.

Selain itu, juga dilakukan uji penggunaan terhadap pasien dan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi, dan Rumah Sakit Atmajaya di Jakarta. Hasilnya, seluruh perawat yang berpartisipasi dalam pengujian ini sepakat bahwa ‘sirkulasi udaranya bagus, tidak menyebabkan ruam, pasien merasa lebih nyaman’.

Peluncuran Lifree Popok Perekat PT Unicharm Indonesia (dok. ist)

Kesan positif juga muncul dari keluarga pasien dimana 95 persen menganggap dengan menggunakan Lifree Popok Perekat kulit menjadi tidak pengap, dan kondisi bagian kulit yang terdapat luka dekubitus membaik.

“Popok yang selama ini digunakan sirkulasi udaranya kurang baik, sehingga keluarga pasien harus membeli salep untuk mengatasi gatal dan ruam. Namun masalah kulit yang dialami konsumen tidak terselesaikan,” ujar  Director of Education & Research di Rumah Sakit Atmajaya Eva Suryani.

Dikatakan, Lifree Popok Perekat dengan 100% material breathable dapat mengurangi masalah kulit dan beban perawatan, misalnya keluarga pasien tidak lagi harus membeli obat perawatan kulit, beban perawatan berkurang dan kualitas hidup pasien meningkat.

Rinadewi sepakat bahwa hasil tes di beberapa rumah sakit didapatkan hasil yang sangat baik, dan dapat disimpulkan bahwa penanganan pasien menggunakan Lifree Popok Perekat dengan 100% material breathable efektif untuk mencegah luka dekubitus. (HG)