Hidupgaya.co – Pendidikan merupakan bekal utama dalam mencerdaskan generasi muda bangsa. Karenanya, memilih pendidikan terbaik bagi anak merupakan keharusan. Sejumlah hal perlu dipertimbangkan, terutama dalam penerapan kurikulum ajar.
Donna Agnesia misalnya termasuk orang tua yang kritis dalam memilih pendidikan untuk anak. Putrinya, Sabrina, tercatat sebagai siswa di Sampoerna Academy BSD, yang menerapkan kurikulum nasional dan internasional – yang berdampak langsung pada proses belajar anak.
“Selama bersekolah di Sampoerna Academy sembilan bulan terakhir saya melihat perubahan signifikan pada anak saya, Sabrina. Dia jadi lebih komunikatif dan ekspresif menceritakan hari-harinya di sekolah, memiliki inisiatif tinggi untuk belajar sampai mengikuti lomba debat atas kemauannya sendiri,” ujar Donna di acara diskusi ‘Mensinergikan Pendidikan Kurikulum Merdeka dan Global untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia’ yang dihelat di Kantor Kemendikbudristek Jakarta, baru-baru ini.
Dengan kurikulum itu, Donna menyebut Sabrina meraih nilai yang memuaskan serta prestasi yang membanggakan. “Saya melihat, penerapan Kurikulum Merdeka (sebagai kurikulum nasional) dan kurikulum internasional di Sampoerna Academy juga mempersiapkan anak-anak tidak hanya untuk menjadi warga Indonesia, tetapi juga warga dunia, baik dari segi akademis maupun karakter,” tuturnya.

Kesempatan sama, Senior Director Putera Sampoerna Foundation Elan Merdy menyampaikan komitmen dan dukungan nyata Putera Sampoerna Foundation (PSF) terhadap peningkatan kualitas pendidikan Indonesia dilakukan dalam bentuk ekosistem yang melibatkan pengajar, peserta didik, dan manajemen sekolah.
“Pada ekosistem pendidikan ini, PSF menerapkan dua jenis kurikulum, yaitu kurikulum nasional dan internasional. Kurikulum nasional atau saat ini disebut dengan Kurikulum Merdeka, menjadi acuan bagi inisiatif School Development Outreach (SDO) dengan program-program yang banyak menargetkan guru di berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Elan.
Elan menambahkan, PSF juga memiliki inisiatif-inisiatif yang mengacu pada kurikulum internasional, yaitu Sampoerna Schools System di mana lebih berfokus pada peserta ajar.
“Dengan program Sampoerna Academy, Sampoerna University, dan Beasiswa Kerja Sama Sampoerna, PSF memberikan akses kepada jenis pembelajaran dan pengajaran yang lebih luas,” sebut Elan.
Elan menekankan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Sampoerna Schools System juga tetap sejalan dengan dengan Kurikulum Merdeka, terutama terkait pengaplikasian pendekatan belajar lewat pembelajaran berbasis proyek dan pengembangan karakter lewat kompetisi 5C (Communication, Collaboration, Creative, Critical Thinking, & Character) yang diterapkan kepada peserta didik.
Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek RI, Temu Ismail mengapresiasi upaya PSF dalam menerapkan kurikulum nasional dan internasional dalam pendidikan. “Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pada PSF yang sejak dulu telah menjalankan kurikulum nasional dan internasional. Dalam praktiknya, tentu harus menghadapi banyak kendala, tetapi kami melihat PSF memiliki banyak potensi yang digali sehingga kedua kurikulum bisa berjalan,” tuturnya.
Temu menambahkan, adanya fasilitas Beasiswa Kerja Sama Sampoerna memberikan kesempatan kepada siapapun untuk meraih mimpi setinggi-tingginya selama ada kemauan. “Bentuk kebijakan apa pun kalau tidak didukung oleh semua pihak, tanpa sinergi dari seluruh pihak yang ada, tidak akan terlaksana dengan baik. Saya harap, dukungan dari semua pihak bisa terus terjalin,” bebernya.
Elan menandaskan, PSF memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Kemendikbudristek RI untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, maka PSF berkomitmen untuk terus berkontribusi menjadi bagian dari ekosistem pendidikan Indonesia melalui berbagai inisiatif PSF.
“Dengan adanya School Development Outreach, Sampoerna Schools System, dan Beasiswa Kerja Sama Sampoerna, PSF akan mewujudkan ekosistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan berorientasi pada masa depan,” urai Elan.
Kemitraan Strategis
Visi Putera Sampoerna Foundation (PSF) untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya dijalankan dengan kemitraan strategis yang dibangun bersama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).
Memeriahkan momentum Hari Pendidikan Nasional 2024, PSF berkolaborasi dengan Kemendikbudristek RI mengadakan rangkaian kegiatan yang diberi nama Kejar Pijar, singkatan dari Kreatif Mengajar Pintar Belajar.
Puncak dari kegiatan ini dilaksanakan pada 15 Mei 2024 di Gedung A, Kemendikbud RI, dengan rangkaian acara yang terdiri dari eksibisi karya siswa Sampoerna University, pameran program School Development Outreach, dan pelaksanaan dua topik talk show bersama narasumber dari Kemendikbudristek RI, PSF, dan penerima manfaat inisiatif PSF.
Kejar Pijar PSF mengangkat tema “Mendukung Kelanjutan Merdeka Belajar Melalui Ekosistem Pendidikan yang Berkarakter dan Kritis” yang selaras dengan tema Hardiknas 2024, yakni ‘Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar’.
Elan mengatakan, penyelenggaraan Kejar Pijar PSF merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk berbagi praktik baik, terutama kepada para guru yang selama ini menjadi sasaran utama penerima manfaat program-program PSF, sekaligus menjadi salah satu implementasi kemitraan strategis kami bersama Kemendikbudristek RI.
“Pada Kejar Pijar ini kami senang sekali dapat berbagi informasi dan pengalaman dengan para guru, baik guru penerima manfaat program PSF dari Papua, maupun beberapa komunitas guru yang hadir dari wilayah Jabodetabek,” ujarnya.
Kejar Pijar juga merupakan wujud keterbukaan dari Kemendikbudristek RI maupun PSF untuk bermitra dengan berbagai pihak, termasuk dengan pihak swasta yang sama-sama memiliki visi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia lewat penerapan kurikulum nasional maupun kurikulum global di era Merdeka Belajar.
Berbagai praktik baik yang dilakukan oleh PSF bersama Kemendikbudristek RI melalui dinas pendidikan masing-masing daerah dapat dikolaborasikan dengan berbagai pihak ataupun dapat diadaptasi untuk memaksimalkan manfaatnya pada lingkup pendidikan Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, PSF memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, dan Pemerintah Kota Palu sebagai mitra pelaksanaan berbagai program yang membangun dan memperkuat ekosistem pendidikan yang semakin kritis melalui implementasi Kurikulum Merdeka.

Pemerintah Kabupaten Buleleng mendapatkan kategori penghargaan Program Paling Berkesinambungan, atas kemitraannya dengan PSF dalam implementasi berbagai program seperti Lighthouse School Program, Program Organisasi Penggerak, dan program hybrid Digitalisasi dalam Pembelajaran yang berlangsung sejak 2020.
Sementara PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia mendapatkan kategori penghargaan Program Online dengan Dampak Terbesar melalui program Transformasi Guru Merdeka dan Digitalisasi dalam Pembelajaran. Pemerintah Kota Palu mendapatkan kategori penghargaan Agen Perubahan Inspiratif melalui program Pengembangan Kompetensi Pendidik dan Magang Kepala Sekolah.
Selain bermitra dengan Kemendikbudristek RI, PSF juga mendorong semangat kolaborasi berdasarkan prinsip 3P (Public Private Partnership) dengan berbagai pihak yang memiliki visi dan misi yang sejalan dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia demi mencapai generasi emas.
“Kami sangat mengapresiasi dan menghargai setiap kontribusi yang diberikan dalam upaya ini dan berharap kemitraan ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi kemajuan pendidikan di Indonesia,” tandas Elan. (HG)