Hidupgaya.co – Sejumlah desainer dari Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) Indonesia, yang dikurasi oleh Bank Indonesia, menampilkan koleksi khusus di ajang Kelana Wastra Fashion Fest (Kawfest) 2024, yang diselenggarakan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Sarinah Jakarta, baru-baru ini.
Kawfest bertujuan mempromosikan dan mendukung industri modest fashion di Indonesia. Kegiatan ini juga sekaligus menjadi bagian road to Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) 2024 yang puncaknya akan diselenggarakan pada Oktober 2024.
Delapan desainer yang berkolaborasi dengan perajin binaan Bank Indonesia memamerkan koleksi yang menampilkan modest fashion dengan sentuhan wastra Indonesia. Koleksi-koleksi tersebut menyoroti kecantikan dan kekuatan dari modest fashion, merayakan warisan wastra Indonesia yang kaya.
Para desainer yang berpartisipasi antara lain Ageman KPw BI Prov. Banten, Ina Priyono KPw BI Prov. Jawa Tengah, Falasifa Indonesia KPw. BI Malang, Godho Batik KPw. BI Jember, Elly Virgo KPw. BI Prov Jawa Timur, Griya Abiyyu oleh Reny Andry KPw. BI Purwokerto, Sheenaz oleh Anggie Rachmat KPw. BI Prov. Lampung, dan Pagi Motley KPw. BI Prov. Bali.

Sorotan karya desainer IKRA di Kawfest 2024
Desainer Reny Andry mengusung tema Menari, terinpirasi perempuan Indonesia yang memiliki karakter lembut, penuh sopan santun, namun tegar dalam menghadapi berbagai persoalam hidup seperti inspirasi dari tokoh RA Kartini.
‘Tema ini memberi saya inspirasi pada detail potongan dalam model yang mengusung tema feminine romantic dan casual elegant, dengan batik sebagai detail indah yang menjadikan baju lebih cantik dan unik dari yang lain, dengan penempatan-penempatan detail motif yang memperindah desain,” terang Reny.
Eksplorasi maksimal dari motif wastra yang dimanfaatkan tanpa sisa, dan untuk memperkenalkan batik Banyumas yang sangat kaya akan keindahan dan keragaman motif. Dengan sentuhan pemilihan kain dengan warna-warna lembut dan kain yang flowy memperkuat kesan keanggunan.
Dalam menampilkan karya, Reny berkolaborasi dengan perajin batik Pringmas dari Banyumas, Jawa Tengah.

Desainer ini memiliki harapan besar bahwa batik akan semakin diakui dan disukai masyarakat, dengan semangat menjadikan identitas diri yang selalu kita bawa kemanapun kita berada. Detail yang cantik dari setiap desain terinspirasi dari motif-motif batik yang jadi peran utama dalam menciptakan ide.
“Saya percaya pada setiap motif batik yang dibuat oleh perajin memiliki jiwa dari pembuatnya yang akan menarik bagi siapa saja yang memiliki jiwa yang sama-sama mencintai wastra yang diciptakan,” imbuh Reny.
Di ajang Kawfest 2024, Godho Batik, salah satu perajin batik Jawa Timur menampilkan karya dengan mengusung tema Suiren, sebuah perpaduan anggun antara keindahan lili air dan nilai-nilai spiritualitas dalam fashion muslim.
Terinspirasi oleh filosofi lili air yang tumbuh di dalam lumpur namun tetap muncul indah di permukaan air, Suiren menggambarkan kemampuan untuk berkembang dan bersinar dalam situasi sulit. Konsep desain ini memadukan kemurnian, transformasi, dan kesadaran spiritual dalam setiap detailnya.

Koleksi Suiren menampilkan siluet yang anggun dan feminin dengan potongan yang mengikuti bentuk tubuh secara longgar, memberikan kenyamanan dan kebebasan gerak. Dress, atasan tunik, blus, rok, dan celana dalam koleksi ini menghadirkan gabungan antara siluet A dan lurus yang timeless.
Bahan yang digunakan mencakup batik tulis katun dan kain katun, menciptakan tekstur yang lembut dan nyaman untuk dipakai. Warna-warna yang dipilih, seperti navy, deep blue, dan light grey, menambahkan nuansa misteri dan kedalaman pada setiap desain.
Untuk mempermanis, Suiren hadirkan kombinasi batik dengan bordir, menciptakan pola-pola indah yang menimbulkan kesan anggun dan elegan.
Melalui Suiren, Godho Batik mengundang perempuan untuk merenungkan tentang kemurnian, transformasi, dan pertumbuhan spiritual dalam perjalanan hidup mereka. Koleksi ini mengajak untuk menemukan kekuatan dan keanggunan dalam menghadapi tantangan, serta untuk selalu memancarkan cahaya di tengah kegelapan.

Desainer Elly Virgo mengusung tema Belantara Swarna, menyajikan koleksi dengan unsur warna beragam, berasal dari wastra beberapa daerah. Busana yang ditampilkan kali ini memiliki sentuhan eksotis dramatis, feminin dan elegan.
Bermaterikan batik Madura sebagai wastra dominan, lalu kamen Bali, lurik Yogya, batik Kawung Yogya dan tenun Troso, desainer Elly Virgo menciptakan busana santun yang menunjang dengan keanggunan perempuan Indonesia.
Sementara itu, Falasifa Indonesia mengangjat tema Mouna, berasal dari bahasa Sanskerta berarti keheningan pikiran. Koleksi ini terinspirasi dari konsep yoga yang menyeimbangkan antara pikiran dan tubuh. Mouna bukan sekadar pengekangan ucapan, namun juga menenangkan tindakan, ucapan, dan pikiran.
Koleksi ini dibuat bergaya sporty-casual dengan konsep modest wear, dengan warna netral seperti krem/coklat menambahkan sentuhan alami pada palet warna yang menenangkan juga warna navy dengan kedalaman dan stabilitasnya mencerminkan kedalaman spiritual yang terkait dengan praktik yoga.
Keseluruhan desain tersebut menggambarkan keselarasan antara kegiatan yang aktif dan kemampuan untuk merasakan ketenangan, dalam materi linen, batik tulis dan lurik.

Desainer Ina Priyono menyajikan koleksi Tempo del Caffee, terinspirasi dari kebutuhan konsumen saat ini yang ingin menggunakan baju dengan potongan yg simpel, nyaman, dan longgar sehingga bisa digunakan di berbagai kesempatan dengan sentuhan kain wastra.
Dengan sentuhan warna biru, hijau, cokelat, dan krem. Koleksi yang ditampilkan di Kawfest 2024 terdiri dari 8 look, perpaduan antara gamis, blouse, dan rok.
Kain yang digunakan adalah batik warna alam dari Batik Zie, merupakan Binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, dikombinasi dengan kain katun linen dan katun madina menghasilkan busana anggun yang mempercantik penampilan pemakainya. (HG)