Hidupgaya.co – L’Oréal Indonesia baru-baru ini mengumumkan pencapaian pengadaan 100% energi terbarukan di seluruh situs operasi. Ini menandai tonggak pencapaian penting dalam perjalanannya merintis praktik bisnis berkelanjutan di Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim dan dekarbonisasi. Hasil ini dapat tercapai dua tahun lebih cepat dari target global perusahaan pada 2025.

Berdasarkan tren konsumen terbaru, terdapat perubahan harapan dan perilaku konsumen yang signifikan terhadap kesadaran akan keberlanjutan lingkungan, dimana 88% dari kalangan muda menyatakan kekhawatiran mendalam tentang perubahan iklim. Lebih lanjut, 94% dari mereka turut mendorong perubahan struktural yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta, dan 82% bahkan bersedia membayar ekstra untuk produk ramah lingkungan. Hal ini menyoroti adanya permintaan pasar yang signifikan untuk pilihan produk yang lebih berkelanjutan. 

Sebagai pelopor industri kecantikan dan gerakan keberlanjutan, L’Oréal antusias menyambut seruan peningkatan kesadaran untuk produk dan praktik yang lebih ramah lingkungan oleh pemerintah maupun konsumen, demikian disampaikan Presiden Direktur L’Oréal Indonesia Junaid Murtaza. “Transisi kami dalam pengadaan 100% energi terbarukan yang dimulai satu dekade lalu dan pemasangan boiler listrik inovatif baru-baru ini tidak hanya menunjukkan komitmen kami terhadap keberlanjutan tetapi juga menunjukkan peran perintis L’Oréal dalam mendorong industri menjadi lebih berkelanjutan,” ujarnya.

L’Oréal Indonesia memulai pengadaan energi terbarukan pada tahun 2014 dengan mengadopsi energi terbarukan yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PLN Kracak untuk pabriknya di Cikarang. Pada tahun 2017, Kantor Pusat dan Gudangnya turut beralih ke solusi energi terbarukan. Pada akhir 2023, L’Oreal kian memperkuat komitmen lingkungannya untuk menghilangkan penggunaan gas dengan memasang boiler listrik sebagai teknologi pemanas yang lebih berkelanjutan untuk pabriknya.

Upaya transformasi ini sejalan dengan komitmen keberlanjutan perusahaan yaitu ‘L’Oréal for the Future’ dan misi pemerintah Indonesia untuk mempercepat dekarbonisasi industri sebagai bagian integral dari target Net Zero Emission 2060 Indonesia.

Kunjungan pabrik L’Oreal Indonesia di Cikarang, Jawa Barat (dok. ist)

Pada 2023, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menghilangkan penggunaan gas di pabriknya, L’Oréal Indonesia mengadopsi teknologi inovatif untuk menggantikan bahan bakar tradisional yang menghasilkan emisi karbon seperti biomassa, gas, atau minyak bumi. 

Kesempatan sama, Direktur Pabrik L’Oréal Indonesia, Hassan Asif mengatakan pihaknya telah mengadopsi pendekatan dua arah untuk membatasi jejak karbon, mengurangi emisi dari lokasi industri dengan meningkatkan pengadaan energi terbarukan secara lokal, dan meningkatkan efisiensi energi yang selaras dengan Greenhouse Gas (GHG) Protocol.

“Kami percaya ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan aktivitas kami menghormati Batasan-batasan Planet dan target berbasis sains. Pemasangan boiler listrik dipilih dengan cermat melalui studi mendalam yang dilakukan oleh konsultan keberlanjutan terkemuka, yaitu ENGIE Impact, Tractabel Engineering dan ERM (Environmental Resources Management),” ujar Hassan.

Terkait upaya itu, Direktur Solusi Berkelanjutan ENGIE Impact Ivan Li menyampaikan pihaknya melakukan studi mendalam yang mengidentifikasi strategi, termasuk penerapan langkah-langkah efisiensi energi yang cepat dan beralih dari boiler gas ke boiler listrik yang menggunakan listrik ramah lingkungan untuk mencapai tujuan 100% energi terbarukan untuk L’Oréal Indonesia Plant. “Keberhasilan penerapan langkah-langkah ini merupakan bukti dari peta jalan tingkat investasi yang telah ditetapkan sejak awal dan komitmen bersama antara organisasi kami untuk mempercepat upaya dekarbonisasi,” tuturnya.

Direktur Kimia Hilir yang mewakili Menteri Perindustrian Republik Indonesia Emmy Suryandari menyampaikan apresiasi untuk L’Oréal Indonesia atas kepemimpinan strategisnya di industri kecantikan Indonesia untuk memenuhi permintaan produksi pasar domestik dan ekspor, sekaligus menjadi teladan dalam keberlanjutan operasional. “Transisi L’Oréal ke sumber energi berkelanjutan mencerminkan pendekatan proaktif dalam meningkatkan daya saing Industri, pertumbuhan ekonomi, dan pelestarian lingkungan. Hal ini merupakan sebuah model yang sejalan dengan aspirasi Indonesia untuk sektor industri yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Lautan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Dasrul Chaniago. “Saat kita berusaha mencapai tujuan ambisius menuju Net Zero Emission 2060, upaya kolektif dari sektor industri dalam upaya dekarbonisasi menjadi sangat penting. Diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak terutama para produsen sektor swasta untuk turut mengadopsi solusi energi terbarukan,” bebernya.

Dia menyebut, adalah kewajiban semua pemangku kepentingan industri untuk secara aktif mengintegrasikan teknologi rendah karbon dalam kerangka produksi mereka, sehingga memenuhi tanggung jawab kolektif kita sebagai penjaga lingkungan. “Mari kita bersatu dalam perjalanan transformatif ini, memastikan warisan kemakmuran yang berkelanjutan untuk generasi mendatang,” tandasnya. (HG)