Hidupgaya.co – Selain batik, Indonesia memiliki kekayaan wastra berupa tenun songket. Guna melestarikan dan mengembangkan kekayaan wastra nusantara, dihelat kompetisi Putra Putri Tenun Songket Indonesia (PPTSI). Tahun ini, PPTSI mengukuhkan Muhammad Gerhan Lantara dari Lampung dan Ida Ayu Gabriella Sanjaya dari Jawa Timur (Jatim) sebagai pemenang PPTSI 2023.
Pendiri Yayasan PPTSI Prof. Anna Mariana sekaligus inisiator kegiatan itu mengatakan gelaran pageant PPTSI memiliki peran strategis dalam mencetak duta bangsa yang berkarakter serta mengenal kekayaan wastra nusantara yang patut dilestarikan. “PPTSI yang diselenggarakan ketiga kali ini bertujuan mencetak duta bangsa berkarakter yang bertugas melestarikan kekayaan wastra nusantara, dalam hal ini tenun songket,” ujarnya dalam temu media jelang pemilihan pemenang PPTSI 2023 di Taman Ismail Marzuki, Senin (18/12/2023) malam.
Prof Anna mengatakan, ada lima kriteria yang ditekankan oleh dewan juri dalam memilih pemenang PPTSI 2023. Pertama, pengetahuan budaya khususnya tentang tenun dan songket. Kedua, wawasan kebangsaan yang menjadikan mereka pemuda berkarakter. Ketiga, kuat dalam sisi ilmu baik itu tentang budaya, wawasan kebangsaan, etika, moral, pengetahuan politik, pengetahuan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Keempat, kemampuan public speaking. Kelima, pemahaman yang baik seputar ekonomi dan bisnis atau kemampuan menjadi entrepreneur (wirausaha).

Dia menambahkan ada hal baru dalam penilaian ajang PPTSI tahun ini, yakni berupa pembekalan pengetahuan politik. “Hal ini kami lakukan setelah melihat semakin tingginya antusiasme kaum muda terhadap politik dibandingkan dengan pemilihan pada 2019 dan 2022,” beber Prof Anna.
Ajang Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2023 diikuti 34 peserta dari berbagai provinsi, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Maluku, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.
Gerhan dan Gabriella menyampaikan harapan mereka untuk generasi muda terhadap wastra Indonesia. Keduanya sepakat bahwa generasi muda dapat menambah wawasan dan kepedulian terhadap kain wastra terutama tenun dan songket. “Wastra adalah warisan budaya yang harus kita lestarikan,” ujar Gerhan diamini Gabriella.
Dia berharap generasi muda dapat mewariskan kekayaan tenun dan songket di Indonesia. ‘Generasi muda juga harus mampu meningkatkan pengetahuan tentang tenun dan songket serta mewariskan kekayaan tenun dan songket di Indonesia,” tandas Gabriella. (HG)