Hidupgaya.co – Pelaku kejahatan akan menggunakan beragam cara canggih untuk berusaha mengeksploitasi informasi konsumen selama musim liburan. Holiday Edition Threats Report yang dirilis Visa mengidentifikasi taktik penipuan yang diperkirakan akan marak terjadi hingga Januari 2024 dengan meningkatnya aktivitas e-commerce dan pembelanjaan secara langsung di segmen ritel dan perhotelan.
Data dan transaksi dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa pelaku penipuan mengincar konsumen selama musim liburan. Bahkan, data Visa menunjukkan bahwa dari kategori top merchant yang menjadi target penipu, tingkat penipuan pada musim libur tahun 2022 meningkat 11% dibandingkan di luar musim libur. Angka ini meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
“Para pelaku kejahatan sudah bersiap sepanjang tahun untuk beraksi di musim-musim liburan, termasuk di akhir tahun, memanfaatkan peningkatan aktivitas dan kelengahan konsumen dalam berbelanja,” ujar Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman.
Laporan Holiday Edition Threats Report Visa memperingatkan bahwa pelaku penipuan akan berusaha mengeksploitasi peningkatan minat dan urgensi konsumen untuk menemukan penawaran dan hadiah unik yang sering ditemukan pada promo musim liburan.

Beberapa temuan penting yang perlu mdnjDi perhatian di antaranya:
1. Skimming digital
Meningkatnya belanja online turut membuka peluang yang lebih besar bagi para penipu untuk membobol data akun dari pedagang e-commerce dan menghasilkan uang dari situ.
2. Phishing dan social engineering
Kemajuan kecerdasan buatan (AI) selama setahun terakhir memungkinkan pelaku penipuan untuk menyesuaikan kampanye phishing sehingga menyulitkan konsumen untuk mengenali penipuan. Penipu juga membuat situs web phishing, sering kali menggunakan malvertising (iklan berbahaya) dan taktik pengoptimalan mesin pencari (SEO) terlarang lainnya di situs web ritel atau layanan untuk memikat korban.
3. Skimming ATM/POS
Dengan meningkatnya lalu lintas pengunjung di toko-toko fisik dan ATM, para pelaku penipuan kemungkinan besar akan menargetkan terminal ATM dan Point of Sale (POS) dengan serangan skimming.
4. Penipuan bypass OTP dan provisioning fraud
Visa mengidentifikasi banyak skema penipuan dengan one-time-passcode (OTP) untuk mendapatkan akses ke akun pemegang kartu. Dalam skema ini, pesan palsu permintaan OTP dikirimkan kepada korban terkait dengan pembelian yang diinginkan.
5. Pencurian fisik
Pelaku penipuan dapat mencoba mencuri kartu pembayaran dan/atau ponsel secara fisik dari konsumen yang tidak menaruh curiga di toko ritel yang ramai, pusat perbelanjaan, atau tempat parkir.
Untuk mengantisipasi segala macam bentuk kejahatan, Visa berkomitmen memantau ancaman di jaringan selama 24 jam sehari, bahkan pada masa-masa tersibuk sepanjang tahun. “Konsumen bisa merasa tenang di musim liburan karena tim ahli Visa bekerja sepanjang waktu untuk mencegah penipuan. Tentunya, pertahanan pertama ada pada masing-masing konsumen, jadi mari kita tetap berhati-hati dalam berbelanja secara fisik maupun online,” imbuh Riko.
Tips Belanja Aman di Musim Liburan
Selanjutnya Visa berbagi tips untuk konsumen dalam berbelanja secara aman dan nyaman selama liburan:
1. Periksa reputasi dan keaslian toko
Pilihlah toko tepercaya. Bila ingin membeli dari toko yang belum pernah bertransaksi, lakukan riset untuk memeriksa reputasi dan keasliannya.
2. Jaga informasi pribadi
Pastikan situs web menggunakan teknologi yang aman. Saat melakukan checkout, alamat situs web harus dimulai dengan ‘https://’. Huruf ‘s’ adalah singkatan dari secure yang berarti data dienkripsi dan dikirim melalui koneksi yang aman.
3. Hindari Wi-Fi publik untuk berbelanja
Jaringan Wi-Fi publik sering kali tidak aman, sehingga memudahkan para peretas untuk mencuri informasi pribadi. Selalu gunakan koneksi internet pribadi yang aman saat melakukan pembelian.
4. Jangan gampang tergiur penawaran menarik
Penawaran yang terdapat di situs web atau masuk ke email sering kali terdengar memukau, terutama ketika harganya sangat rendah untuk barang-barang yang sulit didapat. Konsumen harus curiga dengan penawaran semacam itu.

Guna menjamin keamanan data, dalam periode lima tahun, perusahaan telah menginvestasikan lebih dari US$10 miliar untuk teknologi, termasuk untuk mengurangi penipuan dan meningkatkan keamanan jaringan.
Selain itu, lebih dari seribu spesialis berdedikasi melindungi jaringan Visa dari malware, serangan zero-day, dan ancaman orang dalam setiap hari dan sepanjang tahun. Hasilnya, dalam enam bulan pertama tahun 2023, Visa secara proaktif telah membantu memblokir penipuan senilai US$30 miliar, sehingga membantu banyak orang yang bahkan tidak mengetahui bahwa mereka telah terekspos pada transaksi penipuan.
“Konsumen perlu untuk tetap waspada selama musim liburan ini, dengan mempertimbangkan di mana mereka berbelanja dan kepada siapa mereka berbagi informasi agar tetap aman,” pungkas Riko. (HG)