Hidupgaya.co – Pendaki gunung perempuan asal Indonesia, Putri Handayani, siap terbang ke benua Antartika untuk Ekspedisi Road to The Explorer’s Grand Slam ‘Antarctic 8’ Desember 2023. Misi yang diembannya adalah mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Gunung Vinson (4.892 mdpl), gunung tertinggi di Antartika, sekaligus penjelajahan ke titik paling selatan bumi.
Bila ekspedisi itu berhasil dituntaskan, tantangan Putri selanjutnya adalah menaklukkan puncak Everest dan Kutub Utara. Hal itu kian mendekatkan diri menjadi orang Indonesia dan perempuan Asia Tenggara pertama yang meraih gelar The Explorer’s Grand Slam. Sebuah pencapaian yang membanggakan.
Pendaki gunung asal Serdang Bedagai, Sumatera Utara, menargetkan petualangannya ini untuk meraih gelar The Explorer’s Grand Slam, yaitu sebuah gelar prestisius yang disematkan kepada para penjelajah dan petualang yang dapat menuntaskan pendakian 7 puncak tertinggi di 7 benua, ditambah penjelajahan ke Kutub Utara dan Selatan.

Selain target mengibarkan Merah Putih di
puncak Gunung Vinson (4.892 mdpl) – gunung tertinggi di Antartika – Putri juga bakal melakukan penjelajahan dengan ski ke Kutub Selatan, tepatnya di sepanjang garis lintang terakhir (South Pole Last Degree, 890-900S).
Kemampuan beradaptasi di suhu dingin tentunya sangat vital dalam ekspedisi ini. Karena di tengah suhu yang amat dingin, para penjelajah tetap harus membawa seluruh peralatan dan perbekalan yang tidak ringan dengan menggunakan ski dan sled salju. Tercatat, suhu paling hangat di Kutub Selatan adalah -12,30 Celcius, sementara suhu terdingin yang pernah terekam adalah -1170 Celcius.
Bagaimana Putri mempersiapkan diri? “Untuk mendaki Gunung Vinson dan penjelajahan Kutub Selatan, saya persiapkan dengan matang, dengan memilih lokasi latihan yang kurang lebih bisa mensimulasikan tantangan-tantangan yang akan dihadapi di Antartika,” terang Putri dalam temu media di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Putri mengakui, dibandingkan pandakian Gunung Vinson, petualangan ke Kutub Selatan jauh lebih menarik. Alasannya, untuk pendakian Gunung Vinson setidaknya sudah ada 11 pendaki Indonesia yang dia kenal berhasil mencapai puncak. “Tapi untuk penjelajahan ke Kutub Selatan, belum pernah dilakukan orang Indonesia,” beber sarjana teknik jebolan Universitas Indonesia yang akan memulai Road to The Explorer’s Grand Slam “Antarctic 8 Expedition” dari Vinson Base Camp pada 9 Desember 2003.
Sampai saat ini, Putri telah memasuki tahun ketujuh sejak awal ekspedisinya demi meraih gelar The Explorer’s Grand Slam. Selama kurun waktu tersebut, pendaki lulusan Fakultas Teknik UI ini telah menyelesaikan pendakian ke puncak Gunung Kilimanjaro (tertinggi di benua Afrika), Carstensz Pyramid (tertinggi di benua Australia dan Oseania), Elbrus (tertinggi di Benua Eropa), Aconcagua (tertinggi di benua Amerika Selatan) serta Denali (tertinggi di Benua Amerika Utara).
Petualangan Putri masih menyisakan penjelajahan Kutub Utara dan pendakian Gunung Everest yang rencananya akan dijalaninya pada 2024.

Sampai saat ini, sudah sekitar 1.400 orang yang berhasil mencapai puncak Gunung Vinson. Menurut catatan para pendaki, rata-rata tim ekspedisi memerlukan waktu lima sampai sembilan hari untuk mendaki gunung ini sampai ke puncaknya tergantung kondisi cuaca. Semua pendaki akan merasakan titik suhu terendah, serta embusan angin kencang hingga 80 km/jam.
Sementara untuk menghadapi penjelajahan Kutub Selatan menuju ke titik paling selatan bumi (South Pole Last Degree 890-900S), Putri sudah menggelar latihan kemampuan fisik dan teknis di Chamonix, Prancis, pada 23-28 Oktober 2023.
Wajib Bawa Sunscreen dan Lip Balm
Sebagai perempuan meskipun menyukai olahraga luar ruang yang ekstrem, Putri tetap menyiapkan perangkat perawatan kulit. “Sunblock dan lip balm dua produk yang selalu saya bawa saat mendaki gunung. Sunblock untuk melindungi kulit dari radiasi sinar UV dan lip balm untuk melembabkan bibir di cuaca ekstrem,” bebernya.
Meski menyukai olahraga yang kebanyakan dilakoni kaum pria namun Putri mengaku cukup feminin saat tidak mendaki gunung. “Saya teratur melakukan perawatan di salon kalau sedang tidak naik gunung. Suka pakai heels saat bekerja di kantor dan menyukai perhiasan,” ujar Putri yang bersyukur memiliki support system luar biasa dalam menjalani hobinya, khususnya orang tua.
“Orang tua mendukung hobi naik gunung ini sejak awal. Tidak ada larangan. Yang penting sekolah jalan terus dan nilainya baik, ” terang Putri yang mencatat prestasi juara kelas sejak SD hingga SMA.

Dibesarkan dalam kondisi yang serba terbatas secara ekonomi menjadikan Putri sosok mandiri dan memiliki tekad kuat untuk berhasil. Dia percaya siapa saja bisa mewujudkan mimpi jika disertai kerja keras tidak pantang menyerah. “Tidak ada kata tidak mungkin bagi perempuan Indonesia. Jika yakin sudah mempunyai skill dan tekad yang bulat, perempuan bisa bekerja, bertualang dan berbakti di segala bidang. Dan itu diperlukan semangat dan konsistensi yang tinggi dari setiap individu,” tandasnya.
Untuk memotivasi sesama perempuan, Putri mengunggah kegiatannya di media sosial. Melalui platform ‘Jelajah Putri’ dia berharap unggahan-unggahan kegiatannya di media sosial dapat mendorong wanita Indonesia agar berani bekerja, bertualang dan mengekspresikan diri tanpa terbatasi oleh bias gender. “Tidak perlu ‘luar biasa’ terlebih dahulu untuk bisa meraih capaian yang luar biasa,” ujarnya mantap.
Putri tidak sendiri dalam menjalankan misinya. Sejumlah perhimpunan beranggotakan mahasiswa hingga lulusan Universitas Indonesia lainnya seperti Ikatan Alumni UI (ILUNI UI), Ikatan Alumni Fakultas Teknik UI (ILUNI FTUI), Kamuka Parwata Fakultas Teknik UI (KAPA FTUI), dan Yayasan KAPA FTUI turut mendukungnya, demikian pula Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI), Eiger Adventure, serta National Geographic Indonesia. (HG)