Hidupgaya.co – Kanker masih menjadi masalah bersama di Indonesia. Menurut data Globocan tahun 2020, di Indonesia kasus baru kanker sebanyak 396.314 kasus dengan kematian sebesar 234.511 orang. Perempuan merupakan kelompok dengan risiko tinggi terkena kanker, dalam hal ini kanker payudara sebanyak 65.858 kasus, dan kanker leher rahim (serviks) sebanyak 36.633 kasus. Laki-laki juga tak luput dari kanker. Data Globocan menyebut, kanker paru dan kanker kolorektal merupakan jenis yang paling banyak ditemui pada pria.
“Kanker telah membunuh beberapa masyarakat Indonesia. Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita di Indonesia, disusul kanker serviks. Cara terbaik adalah mencegah, karena lebih murah dan kualitas hidup lebih baik,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di sela penandatanganan kerja sama kolaborasi RS Kanker Dharmais dan GE Healthcare yang bertujuan untuk memperkuat transformasi layanan rujukan kanker nasional di Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Disampaikan Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS, dalam kolaborasi tersebut GE HealthCare akan memberikan dukungan kepada RS Kanker Dharmais dalam hal pelatihan teknis dan terus memperkuat perawatan serta memberikan akses dan manajemen produksi distribusi isotop terhadap pengobatan nuklir yang penting bagi kebutuhan layanan kanker.
“Dalam kolaborasi dengan GE HealthCare, kami fokus pada dua hal yaitu technical know-how untuk memperkuat dan mendukung akses dan tata laksana produksi dan distribusi isotop bagi kedokteran nuklir untuk kebutuhan layanan kanker. Serta, continuing medical education dalam hal peningkatan SDM kesehatan terhadap pemerataan pelayanan onkologi melalui optimalisasi rujukan jaringan rumah sakit nasional dan membawa fasilitas kesehatan Indonesia dalam memberikan pelayanan kelas dunia,” ujar Soeko.
Kolaborasi RS Kanker Dharmais dan GE Healthcare yang bertujuan untuk memperkuat transformasi layanan rujukan kanker nasional (dok. ist)
Sebagai rumah sakit vertikal pengampu pemerintah, RS Kanker Dharmais mendapat tugas dari Kemenkes untuk mengembangkan layanan kanker di Indonesia. “Kemenkes memiliki program transformasi layanan kesehatan sebanyak 6 pilar. Dari pilar tersebut adalah mengenai transformasi rujukan (pilar 2) dan transformasi SDM kesehatan (pilar 5). RS Dharmais mendapat tugas mengawal layanan kanker di Indonesia,” ujar Soeko.
Dia menambahkan, dalam implementasinya, kerja sama dengan banyak pihak menjadi salah satu hal yang penting, termasuk dengan GE Healthcare. Soeko mengatakan, rumah sakit di daerah membutuhkan alat kesehatan terkait diagnostik, radiologi, juga laboratorium patologi anatomi.
“Penanganan kanker membutuhkan alat yang canggih, dan ini tidak bisa dilakukan Dharmais sendiri. GE memproduksi alat-alat kesehatan canggih. Para tenaga kesehatan perlu dilatih untuk mengoperasikan alat canggih itu dengan benar, jangan sampai malah mencelakai. Jangan sampai punya alat canggih namun tidak bisa dipakai,” terangnya.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan pembiayaan terbesar di Indonesia. Pada 2020, BPJS Kesehatan telah membayarkan 19,9 juta kasus katastropik dengan biaya sebesar Rp20 triliun atau 25 persen dari total biaya klaim anggaran layanan kesehatan JKN-KIS di tahun tersebut. Tiga penyakit yang menghabiskan proporsi pembiayaan katastropik terbesar adalah penyakit jantung (49 persen), kanker (18 persen) dan stroke (13 persen).
Selain akan menjalankan program jejaring rujukan, Kementerian Kesehatan juga akan melakukan standarisasi alat di rumah sakit dan akan menyediakan alat kesehatan lengkap untuk empat penyakit yaitu jantung, kanker, stroke dan ginjal.
Untuk kanker membutuhkan peralatan Mammography, PET CT dan SPECT CT, termasuk Cyclotron, MRI, USG, LINAC dan CT Simulator. Pemenuhan alat kesehatan ini merupakan langkah konkret transformasi kesehatan nasional terkait layanan rujukan.
Menanggapi kolaborasi ini, President & CEO GE HealthCare Interkontinental (Jepang, Latin Amerika, ASEAN, Korea, Australia & New Zealand) Elie Chaillot mengatakan GE Healthcare mendukung Pemerintah Indonesia dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat. “Kerja sama dengan RS Kanker Dharmais memperkuat komitmen kami dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia, juga Asean,” ujarnya.
GE Healthcare telah memulai melakukan produksi dalam negeri di Batam. Produksi awal itu mencakup mesin ultrasound (USG) dan monitor pasien yang menjadi produk alat kesehatan GE Healthcare pertama yang diproduksi di Indonesia dan di wilayah Asean.
Kesempatan sama, Presiden Direktur PT GE Operations Indonesia Putty Kartika mengatakan pelatihan maupun program pengembangan yang dimiliki oleh GE HealthCare telah didesain untuk memperkuat kemampuan dan layanan dari para tenaga kesehatan agar dapat memberikan layanan kesehatan yang berkualitas. “Kami berharap melalui kolaborasi ini dapat mendukung pencapaian target pemerintah terutama di bidang perawatan kanker,” tandasnya. (HG)
