Hidupgaya.co – Tingkat polusi udara area Jakarta berada dalam situasi meresahkan dalam beberapa hari terakhir. Menurut IQAir, kualitas udara di Jakarta telah memburuk sebanyak 10,2 kali dibandingkan dengan indeks kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kualitas udara ini dianggap tidak sehat terutama bagi kelompok sensitif.

Buruknya kualitas udara tidak hanya berdampak negatif bagi sistem pernapasan, tapi juga kulit. Pencemaran udara terdiri dari partikel halus kecil, radikal bebas, dan bahan kimia seperti asap kendaraan dan limbah industri, kabut asap, pembakaran, asap rokok, dan bahkan asap masak di dalam ruangan. Partikel ini dapat menyebabkan masalah pada beberapa orang dan menyebabkan berbagai masalah kulit seperti alergi. 

Selain itu, partikel-partikel tersebut juga dapat menghasilkan spesies oksigen reaktif yang dapat menyebabkan degradasi kolagen dan aktivasi melanosit yang berakibat pada gangguan pada skin barrier (sawar kulit) dan skin aging (penuaan kulit).

Disampaikan Head of Skinproof Theresia Sinandang, memilih perawatan kulit yang tepat menjadi langkah penting dalam melawan dampak buruk polusi terhadap kulit kita. Pertama, pilih produk yang mengandung antioksidan tinggi seperti vitamin C dan E, untuk melindungi kulit dari radikal bebas yang dihasilkan oleh polusi. 

“Selain itu, pastikan produk memiliki perlindungan dari sinar matahari dengan SPF yang sesuai, karena polusi dapat memperburuk kerusakan kulit akibat paparan sinar UV,” ujar Theresia. 

Dia menyarankan agar memilih bahan-bahan alami seperti aloe vera atau chamomile yang memiliki sifat menenangkan dan anti-inflamasi (antiperadangan) untuk meredakan peradangan kulit akibat polusi.

Ilustrasi pengaplikasian tabir surya (dok. ist)

Pilih Sunscreen Sesuai Kebutuhan Kulit

Jangan lupa untuk membersihkan kulit secara menyeluruh setelah beraktivitas untuk menghilangkan partikel polusi yang menempel. Ingatlah bahwa setiap individu memiliki jenis kulit yang berbeda, sehingga pastikan kosmetik dan skincare yang kita gunakan sudah sesuai dengan jenis dan kebutuhan kulit kita.

Bagi individu yang aktif dan sering beraktivitas di luar ruangan, maka pemilihan SPF untuk tabir surya pun akan berbeda dengan mereka yang lebih banyak berkegiatan di dalam ruang. Nilai Sun Protection Factor (SPF) merupakan angka pada label yang menunjuk kemampuan proteksi kulit terhadap sinar ultraviolet UV B. “Angka ini merupakan perbandingan proteksi dengan kulit yang tidak menggunakan sunscreen, misalnya SPF 30 artinya memberikan perlindungan terhadap sinar matahari 30x lebih lama dibandingkan dengan tidak memakai produk,” terang Theresia.

Dia menambahkan, nilai SPF yang diperbolehkan tercantum pada label atau kemasan sunscreen adalah nilai yang didapatkan melalui uji SPF secara in vivo (pada kulit manusia langsung). 

Sinar ultraviolet UV A dan UV B merupakan spektrum sinar matahari yang memiliki dampak buruk terhadap kulit.  Sinar UVB diserap pada lapisan epidermis atau lapisan teratas kulit, dan menyebabkan efek kulit terbakar atau menggelap (sunburn). Sedangkan, sinar UVA dapat menembus hingga lapisan lebih dalam (dermis) dan dapat menyebabkan kerusakan DNA dan pembentukan kolagen, sehingga berpotensi menyebabkan skin aging dan kanker kulit. 

Selain perlindungan terhadap sinar UVB, beberapa produk sunscreen juga dilengkapi perlindungan terhadap sinar UV A. Pencantuman fungsi perlindungan sinar UVA sama seperti SPF juga harus dilengkapi dengan hasil laboratorium yang akurat. 

Theresia juga menekankan pentingnya untuk memilih sunscreen yang memiliki kadar SPF yang tepat, dan sesuai dengan klaim yang tertera pada kemasan. “Di Skinproof kami telah melakukan evaluasi terhadap produk kosmetik dan perawatan kulit, termasuk sunscreen dari beberapa produk ternama, untuk memastikan bahwa SPF yang diklaim telah sesuai dengan kandungan pada produk sunscreen tersebut,” pungkasnya. (HG)