Hidupgaya.co – Beauty anxiety dan masalah kesehatan mental lainnya yang berhubungan dengan penampilan fisik biasanya timbul karena beberapa hal seperti pengalaman trauma masa kecil, seperti diledek atau diejek oleh teman sebaya, sehingga seseorang dapat mengalami body dissatisfaction atau bahkan ‘terjebak’ dengan body image yang ada di lingkungan sekitar, serta paparan beauty image dari media sosial.
“Dalam sejumlah kasus, hal ini terjadi pada perempuan muda yang tinggal di kota-kota besar di Indonesia dimana ketertarikan fisik dianggap hanya datang dari penampilan fisik,” ujar psikolog Dian Wisnuwardhani.
Untuk menangkal masalah kesehatan mental yang terkait dengan penampilan fisik, Dian menyarankan di tahap awal kita bisa coba tumbuhkan afirmasi positif dan bersyukur apa yang telah dimiliki. “Dengan demikian kita memiliki nilai-nilai positif. Bisa menerima kondisi diri (self acceptance), sehingga menjadi seseorang yang memiliki rasa percaya diri (self confidence),” ujarnya.
Menurut psikolog Universitas Indonesia tersebut, apabila sikap positif sudah dimiliki oleh seseorang, maka dengan mendapatkan perawatan estetika yang komprehensif, dirinya dapat memaksimalkan penampilannya dengan baik dan proporsional sesuai dengan kepribadiannya. “Itu akan menjadikan dirinya nyaman sekaligus menghargai makna beauty yang seutuhnya,” terang Dian.
Perawatan kecantikan di NMW Clinic (dok. ist)
Keseimbangan Kesehatan Mental dan Perawatan Tubuh
Tak dimungkiri, di dunia yang serba cepat saat ini, pengejaran kecantikan dan penampilan fisik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang, terutama bagi perempuan. Merangkul kecantikan alami diri dan mengatasi kecemasan kecantikan dapat berdampak besar pada kehidupan sosial dan kesehatan mental seseorang. “Namun tak kalah penting bahwa merawat kulit dan penampilan fisik dapat berkontribusi secara signifikan pada citra diri yang positif di tempat kerja dan hubungan pribadi,” demikian disampaikan dr. Nataliani Mawardi (lebih dikenal sebagai dr. Nat), penggagas klinik kecantikan NMW Clinic sekaligus praktisi estetika.
Dokter Nat yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun mengamati fenomena ini secara mendalam menyampaikan pentingnya mengikhtiarkan keseimbangan antara mental yang sehat dan perawatan tubuh yang komprehensif. “Positivitas dan perawatan kulit yang komprehensif dalam memupuk rasa percaya diri dan pola pikir yang sehat dalam lingkungan profesional maupun sosial,” ujarnya.
Dia mengatakan, banyak pasien yang mencari bantuannya datang merasa cemas atau bahkan takut terkait penampilan fisik mereka. “Sebagian besar yang datang dengan anxiety (kecemasan) adalah perempuan muda. Mereka merasa khawatir bahwa kekurangan atau ketidaksempurnaan tubuh atau wajah dapat menghambat kemampuan mereka menapaki jenjang karir dan berinteraksi dengan percaya diri dengan atasan dan rekan kerja di lingkungan kerja maupun di pergaulan,” tutur dr. Nat.
Penekanan besar pada penampilan, kerap menyebabkan individu mengalami beauty anxiety. Fenomena ini umum terjadi di kalangan remaja yang takut ditolak oleh lingkungan sosial karena penampilan fisik mereka, sehingga menyebabkan kurangnya penerimaan diri. “Mengatasi kekhawatiran dan tantangan ini sangat penting untuk membentuk citra diri yang positif dan pandangan mental yang kuat,” ujar dr. Nat.
Pendekatan Holistik
Dokter Nat menganjurkan pendekatan holistik terhadap perawatan kulit. Perawatan komprehensif menekankan bahwa mencari bantuan dan konsultasi dari seorang praktisi perawatan kulit yang memahami pentingnya kesejahteraan batin adalah langkah transformatif untuk mencapai rasa percaya diri dan harga diri. “Peran seorang praktisi estetika yang berpengalaman lebih dari sekadar meningkatkan penampilan fisik,” tuturnya.
Dia menegaskan bahwa rutinitas perawatan kulit yang disesuaikan dengan dukungan dan panduan emosional yang personal dapat memberikan dampak besar pada keyakinan diri seseorang dan pandangan hidup secara keseluruhan. “Dengan mengatasi aspek fisik dan emosional, individu dapat merasakan peningkatan rasa percaya diri yang mempengaruhi positivitas berbagai aspek kehidupan, baik dalam dunia profesional maupun dalam interaksi sosial,” bebernya.
Praktisi estetika itu lebih lanjut menjabarkan, memiliki keinginan untuk merawat dan mendapatkan layanan estetika merupakan hal yang baik, selama motivasi dan kondisi yang ada memerlukannya, seperti mengupayakan solusi untuk bagian wajah agar lebih baik. “Your beauty, your choice. Di sini peran ‘mata’ estetika serta ilmu dan pengalaman estetika dokter. Terapi atau perawatan yang berhasil sebagai dokter adalah menjadi pendengar yang baik itu sudah 60% daripada diagnosis untuk mengetahui secara cermat masalah yang ada,” urainya.
Dokter Nat melanjutkan, biasanya masalah berkaitan dengan gaya hidup yang kurang sehat, misalnya jerawat dengan konsumsi makanan berminyak atau berlemak. “Nah, langkah berikutnya kita edukasi pasien. Bila ada obat kita edukasi apa kandungannya, fungsinya dan bagaimana mengonsumsinya. Kemudian ketika dilanjutkan dengan home care, kita ingin juga tidak ketergantungan dengan obat,” ujarnya.
Kiri ke kanan: Dewi Gita, Dokter Nat, psikolog Dian Wisnuwardhani berbincang tentang solusi beauty anxiety (dok. ist)
Dia menyarankan agar pasien mematuhi anjuran dan pantangan dari dokter, agar kasus tidak berulang. “Misalnya breakout jerawat atau pada kasus liposuction, sudah disedot lemaknya, harus bisa jaga pola makan,” bebernya. “Perlu juga diingat, pada beberapa kasus, saya tidak mendukung pasien yang menginginkan perawatan dan terapi yang berlebihan atau obsesif. Karena ini bukan mentalitas yang baik. Untuk ini, saya biasanya selalu mengomunikasikan. Ini juga bagian dari edukasi.”
Penyanyi Dewi Gita sepakat bahwa penting untuk membangun kesadaran bersama dan memberdayakan individu agar merangkul jati diri mereka yang otentik, bebas dari tekanan standar kecantikan masyarakat.
Dia percaya bahwa mewujudkan hubungan antara pandangan diri yang positif, perawatan kulit yang komprehensif, dan peningkatan kesehatan mental dapat membangun sinergi diri yang sangat bermanfaat dalam kehidupan karir dan pergaulan. “Dulu saya sempat mengalami semacam beauty anxiety, khususnya setelah melahirkan dan membesarkan anak di awal-awal,” ujar Dewi.
Menurut Dewi, sikap positif dalam diri bisa membuat kita mengubah pandangan diri menjadi lebih baik. “Kuncinya bersyukur dan merawat kecantikan yang kita miliki,” tandasnya. (HG)

