Hidupgaya.co – International Health Conference 2023 (IHC 2023) untuk pertama kali bakal digelar di Bali, tahun ini. Gelaran berskala internasional tersebut merupakan kongres dunia pertama yang diadakan Bali Tourism Board berkolaborasi dengan Badan Akreditasi Anti-aging Dunia (World Council for Preventive, Regenerative and Anti-aging Medicine/WOCPM) dan World Council of Stem Cell (WOCS) – yang dipimpin oleh Prof. dr. Deby Vinski, M.Sc, Ph.D.
Prof Vinski, yang juga menjabat Chairman IHC 2023, mengatakan kongres IHC yang rencananya akan dilakukan setahun sekali, merupakan ajang pertemuan berbagai asosiasi kedokteran di seluruh dunia yang terdiri dari dokter, profesor, dan juga komunitas di bidang kedokteran. “Tujuannya membentuk paradigma baru untuk kesehatan dunia, sekaligus sharing pengetahuan di antara komunitas kedokteran,” ujarnya di acara temu media Road to IHC 2023 yang digelar di Vinski Tower Jakarta, Rabu (26/7/2023).
IHC 2023 bakal berlangsung 10-12 November mendatang di area kawasan ekonomi khusus di Sanur Convention Centre, Bali. Prof Vinski menambahkan, selain acara ilmiah, ada juga pertemuan dan koordinasi berbagai kajian dan organisasi yang tentunya dinantikan setiap tahunnya.
Kali ini Bali terpilih sebagai tempat penyelenggaraan event bertaraf internasional. Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Agung Partha Adnyana yang hadir di kesempatan sama mengaku senang Bali mendapat kehormatan itu. “Kami senang mendapat kehormatan besar menjadi tuan rumah. Dengan event berskala internasional diharapkan pengembangan wisata medis di Bali semakin maju,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Prof Vinski. “Dengan adanya kegiatan ini kami berharap perekonomian di Bali kian meningkat lagi, target pembangunan dapat tercapai dan dapat meningkatkan devisa negara,” imbuhnya.

Prof Deby Vinski (baju pink) menjelaskan tentang gelaran IHC 2023 yang akan berlangsung di Bali, 10-12 November 2023 (dok. ist)
Prof Vinski menambahkan, IHC 2023 antara lain akan membahas mengenai kemajuan kedokteran anti-aging serta stem cell. “Indonesia tidak kalah soal ini, teknologinya sudah maju pesat dan tidak perlu ke luar negeri untuk melakukan pengobatan yang menggunakan teknologi stem cell,” terangnya.
Terapi Stem Cell
Oki Setiana Dewi termasuk salah satu figur publik yang menggunakan teknologi stem cell untuk terapi buah hatinya, Sulaiman. Putra bungsu pasangan Oki Setiana antara Dewi dan Ory Vitrio Abdullah itu menjalani terapi stem cell di Celltech Stem Cell Centre Laboratory & Banking di Vinski Tower Jakarta untuk mengatasi sindrom prader willi, yakni salah satu penyakit genetik yang disebabkan oleh gangguan pada kromosom 15. Gangguan pada kromoson itu menyebabkan sejumlah masalah yang diduga dapat mempengaruhi bagian otak yang disebut hipotalamus.
Sindrom prader willi disebut langka karena hanya terjadi pada 1 dari 10.000 hingga 30.000 orang di dunia. Penyakit tersebut menyebabkan kelainan pada banyak sistem pada tubuh pengidapnya. Sejak kecil, Sulaiman diketahui tak pernah merasa kenyang dan selalu ingin makan. Selain ini, sindrom prader willi menyebabkan kelemahan otot.
Untuk mengatasi sindrom prader willi, terapi stem cell menjadi pilihan. Prof Vinski menyebut, stem cell yang diaplikasikan kepada Sulaiman sudah diuji kualitasnya dan diberikan sesuai dosis. (HG)