Hidupgaya.co – Jerawat dan hiperpigmentasi merupakan masalah kulit yang bisa dibilang umum di Indonesia. Salah satu jenis hiperpigmentasi, yakni melasma, merupakan masalah kulit yang sulit disembuhkan.

“Flek seperti melasma sangat susah disembuhkan, karena faktor pemicunya banyak,” ujar dr. Ruri Diah Pamela, Sp.KK, dokter spesialis kulit sekaligus pendiri Celv Clinic, di acara Dermaceutic 20 Years Celebration sekaligus peluncuran produk Crystal Peel dan Dual+  di Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Melasma merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak hiperpigmentasi pada wajah. Terkadang, bercak ini juga terlihat pada daerah yang sering terpapar sinar matahari, misalnya lengan bawah dan leher.

Dokter Ruri menyebut sejumlah faktor yang berkontribusi pada pembentukan melasma, di antaranya genetik atau bawaan. Dalam hal ini,  bila memiliki orang tua dengan kondisi ini (melasma), maka risiko seseorang mengalami hal yang sama akan lebih tinggi. 

Selain itu, tinggal di negara tropis menjadi salah satu faktor yang menyulitkan pengobatan melasma. “Tinggal di negara tropis dengan curahan sinar matahari sepanjang tahun membuat pengobatan melasma menjadi sulit,” ujar Dokter Ruri.

Untuk diketahui, paparan sinar matahari secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang memungkinkan terjadinya hiperpigmentasi pada kulit, salah satunya melasma. Kesadaran masyarakat terkait pemakaian tabir surya juga menjadi faktor pemicu munculnya hiperpigmentasi alias flek pada kulit. 

Ilustrasi hiperpigmentasi pada kulit wajah (dok. ist)

“Pemakaian tabir surya itu bukan semata bertujuan untuk kecantikan, namun juga menjaga kesehatan kulit,” ujar Dokter Ruri.

Dia menyarankan pemakaian tabir surya sejak usia sedini, bahkan 2 tahun. “Pakai tabir surya sejak kecil untuk menjaga kesehatan kulit, mencegah flek dan penuaan kulit dini,” tuturnya.

Untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi pada  kulit, bisa dilakukan dengan chemical peeling.  “Chemical peeling ini telah digunakan sejak lama, lebih dari 30 tahun,” ujar Dokter Ruri.

Agar hasilnya optimal, chemical peeling sebaiknya dilakukan oleh ahlinya dalam hal ini dokter kulit. “Bahan chemical peeling itu asam. Jika tak digunakan secara tidak tepat bisa membahayakan pasien. Bahan asam yang diaplikasikan sendiri bisa menyebabkan kulit terbakar, atau luka permanen,” ujarnya.

Agar hasilnya optimal, chemical peeling biasanya digabungkan dengan krim perawatan kulit. Sebagai dokter kulit, Ruri mendorong masyarakat agar cerdas dalam menggunakan produk perawatan kulit. “Jangan coba-coba apalagi meniru di media sosial. Kulit setiap orang itu unik, tidak sama. Selalu konsultasikan dengan ahlinya,” ujarnya.

Dokter Ruri menyebut, kulit orang Indonesia berbeda dengan bule (Kaukasia). “Kulit orang Indonesia lebih muda komplikasikasi, beda dengan bule karena pigmen mereka lebih sedikit,” terangnya.

Dalam melakukan perawatan kulit, sebut Dokter Ruri, butuh kesabaran dan kehati-hatian. “Ikuti nasihat dokter dan jalankan untuk mendapat hasil yang optimal. Jangan coba-coba sendiri karena dampaknya bisa negatif pada kulit,” sarannya.

Filosofi Skintelligence Science 

Head of Sales & Training Dermaceutic Laboratoire France, Marion Monfort, mengatakan rangkaian kosmetik Dermaceutic menawarkan kombinasi cerdas dari bahan aktif pada konsentrasi tertinggi untuk meningkatkan kekuatan alami kulit. “Perawatan kulit itu dirancang secara ilmiah dan direkomendasikan oleh para profesional,” ujarnya.

Crystal Peel dari Dermaceutic (dok. Hidupgaya.co)

Kesempatan itu Dermaceutic meluncurkan varian terbaru, Crystal Peel dan Dual+, yang hadirkan inovasi terbaru yang efektif dan efisien dalam mengatasi keluhan pigmentasi dan juga jerawat sekaligus – yang merupakan masalah utama di Indonesia. “Produk inovasi terbaru ini bekerja pada setiap tingkatan kulit sehingga hasilnya optimal dalam mengatasi masalah kulit,” terang Marion.

Dia lebih lanjut mengungkap, Skintelligence Science adalah filosofi dan acuan yang diusung oleh Dermaceutic, merek Cosmeceutical terkemuka dari Perancis yang didirikan pada 2002. Dengan filosofi ini kita mengakui sesungguhnya kulit kita memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri secara alami. “Dengan pemahaman ini, Dermaceutic  percaya bahwa setiap teknologi yang dibuat harus bekerja selaras dengan proses pergantian kulit secara alami,” tandas Marion.

Selain itu, Dermaceutic menggunakan scientific based research untuk mengembangkan produk perawatan kulit inovatif yang memberikan hasil yang lebih cepat dan juga efektif. (HG)