Hidupgaya – Di tengah perekonomian yang agak lesu, CEO dan Founder toko online Lojai.com, Agus Tjandra, melihat bisnis ecommerce Indonesia akan berkilau. Sampai tahun 2015, Indonesia masih tetap menempati posisi empat besar dalam jumlah populasi penduduk terbanyak di dunia.

“Dibandingkan dengan jumlah toko online, masih belum sebanding. Pemain besar di pasar online masih bisa dihitung dengan jari, khususnya jika dibandingkan dengan sejumlah negara seperti Cina, Amerika Serikat atau India,” kata Agus yang menjabat Wakil Ketua Asosiasi Ecommerce Indonesia (idEA).
Yang dibutuhkan toko online/marketplace agar bisa eksis dan mampu bersaing adalah melakukan metamorfosis, mengubah konsep menyesuaikan dengan perubahan zaman dan kebutuhan konsumen. “Yang tak mau berubah biasanya tidak berkembang dan selanjutnya mati,” kata Agus.
Contoh penyesuaian yang dimaksud Agus misalnya, menawarkan harga yang lebih rendah atau memberikan gratis ongkos kirim, promo khusus saat membeli produk/jasa online, barang cepat sampai sehingga konsumen mendapatkan manfaat membeli secara online.
Agus menandaskan, banyak orang awam menyangka bahwa Ecommerce haruslah menjual barang dalam bentuk fisik. Padahal sejatinya tidaklah demikian.
Agus membagi Ecommerce menjadi dua bagian, yaitu:
1.Ecommerce Shopping Products (Fisik maupun Digital).
Yang termasuk kategori ini antara lain belanja barang secara fisik, misalnya membeli pakaian, gadget, kosmetik secara online. Namun bisa juga belanja tidak berwujud benda fisik, namun berupa produk digital, misalnya musik, games atau bahkan e-book.
2. Ecommerce Services (Jasa)
Termasuk dalam kategori ini misalnya jasa transportasi online (Go-Jek, Uber, Grab, dan lain-lain), pemesanan tiket, AirBNB, jasa pengantaran makanan dan sebagainya.
Ke depannya, menurut Agus, semuanya akan bermuara ke mekanisme O2O (Offline to Online) apapun bentuk bisnisnya. “Saya prediksikan 10 tahun ke depan Ecommerce bukanlah kata yang cool lagi, namun akan menjadi hal biasa dalam keseharian masyarakat,” kata Agus.
Untuk meningkatkan daya saing, mereka yang berniat merintis bisnis toko online dengan modal tak terlalu besar harus memenuhi sejumlah kriteria, antara lain harus unik, meningkatkan layanan, dan tak kalah penting adalah menghindari ‘head to head’ dengan pemain besar dengan modal tak terbatas.
Jika memungkinkan, carilah mitra strategis untuk meningkatkan kekuatan, serta senantiasa menjaga layanan yang baik untuk pelanggan.
Agus mencontohkan, Lojai.com saat ini berupaya untuk menghindari ‘head to head’ dengan pemain besar dan sedang dalam proses penyesuaian dengan kondisi pasar yang dinamis.

“Saat ini Lojai.com masih tetap ada kerja sama dengan sejumlah bank dalam hal pembayaran transaksi online. Ke depannya Lojai.com akan berkolaborasi agar dapat melakukan pembayaran di semua convenience store, seperti Indomaret,” kata Agus.
Agar tampil unik dan menjadi pembeda dengan toko online lainnya, Lojai.com menyediakan sejumlah item yang memang hanya dijual di toko online ini. Misalnya Health Fashion “MAQNVM” berupa gelang dan kalung yang mengandung unsur mineral seperti ion negatif, Titanium, magnet maupun Germanium yang dipercaya dapat membantu stabilitas tubuh.
Selain gelang dan kalung kesehatan, produk unik yang hanya ditemukan di Lojai.com adalah perlengkapan dapur merek iKitchen seperti panci, Double Pan atau alat masak Wok Pan, buatan Korea serta produk suplemen dan vitamin
Agus menambahkan, dalam waktu dekat Lojai.com akan bekerja sama dengan Groceries Mobile Apps papan atas dari Malaysia. Perusahaan Malaysia ini mengutamakan akses hanya melalui mobile saja, yaitu www.Jocom.my (yang bisa diunduh di Android Market).
“Mereka memiliki tehnologi tinggi dan berpengalaman di sistem Ecommerce B2C, B2B maupun C2C maupun O2O Logistic & Warehouse, Accounting dan Analytic,” pungkasnya.***