Pasien Indonesia masih banyak yang tidak patuh minum obat. Padahal, jumlah pasien yang menderita penyakit kronis dan membutuhkan pengobatan jangka panjang terus meningkat.

obat palsu

Penelitian menunjukkan, tingkat kepatuhan pada penyakit kronik seperti diabetes atau hipertensi, hanya berkisar 43 persen hingga 78 persen. Hampir setengah pasien yang mengonsumsi obat golongan statin menghentikan pengobatannya setelah 6 bulan. Padahal, agar penyakitnya terkendali dibutuhkan pengobatan seumur hidup.

Menurut Dr. Ikhsan Mokoagow, Sp.PD, ada banyak faktor yang menyebabkan pasien kurang disiplin meminum obat. Mulai dari dokter yang kurang menjelaskan manfaat dan akibat tidak patuh minum obat, pasien yang sering lupa minum obat, hingga faktor obat yang mahal dan sulit mencari obat di apotek.

“Biasanya orang yang menderita hipertensi kadar kolesterolnya tinggi, dan orang yang sakit diabetes melitus juga lebih rentan terkena serangan jantung. Bahaya-bahaya ini sering tidak disadari oleh pasien,” ujar dokter yang menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam temu media yang diselenggarakan Pfizer Indonesia di Jakarta, baru-baru ini.

Penyakit kronik, lanjut Ikhsan, merupakan jenis penyakit yang memiliki penyebab multifaktor dan tidak ada penyembuhan yang jelas seperti jenis penyakit flu. Selain itu, penyakit ini juga memiliki bahaya laten.

Pengobatan penyakit kronik bukan hanya bertujuan mengendalikan penyakitnya tapi juga memiliki fungsi-fungsi lain. Obat golongan statin misalnya yang digunakan untuk menurunkan kolesterol, ternyata juga punya manfaat antiperadangan dan menurunkan progresi (perkembangan) plak agar pembuluh darah tak mudah tersumbat.. “Jadi tidak bisa sembarangan menghentikan pengobatan,” kata Ikhsan.

Pasien juga seringkali merasa penyakitnya sudah terkontrol sehingga merasa tidak perlu melanjutkan minum obat. “Pasien seharusnya jangan cepat puas jika gula darah atau tekanan darahnya sudah terkendali. Ingat, penyebab penyakitnya multifaktor, jadi harus dicek laboratorium secara rutin,” tandas dia.

Pengobatan yang setengah-setengah menurut Ikhsan bisa berpengaruh buruk. Dalam penelitian, pasien hipertensi yang memiliki tingkat kepatuhan minum obat 80-100 persen terkait dengan tekanan darah yang terkendali baik. Selain itu, ketidakpatuhan minum obat juga berisiko tinggi meningkatkan  kematian.

“Banyak orang menganggap minum obat seumur hidup sebagai vonis hukuman. Karena itu saya berusaha mengajak pasien untuk menganggap obat sebagai pengendali penyakit,” pungkasnya.