Anda kerap merawat kuku di salon kesayangan? Bukannya menakut-nakuti. Namun merawat kuku di salon secara teratur seperti membersihkan, mengecat dan mengeringkan kuku di bawah lampu selama 5 hingga 10 menit meningkatkan risiko terpapar kanker.
Lampu yang digunakan untuk mengeringkan dan mengeringkan kuku yang baru dicat, dan mengeraskan gel manikur, memancarkan cahaya ultraviolet (UV ) – jenis yang sama yang digunakan dalam tanning bed.
Menurut sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Dermatology, perangkat sinar UV di salon kuku membawa potensi karsinogenik, yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan DNA pada kulit. Dengan hanya delapan sampai 14 kunjungan antara 24-42 bulan, lampu ini meningkatkan risiko kanker kulit.
“Ada beragam jumlah cahaya yang keluar dari perangkat ini,” kata Dr Lyndsay R. Shipp, penulis utama dan residen pascasarjana di Universitas Medical College of Georgia, seperti dikuti The New York Times.
Radiasi sinar UV di salon kuku untuk pengeringan kuku yang baru dipoles baru-baru mendapat pengawasan ketat karena kekhawatiran atas risiko kanker kulit, meskipun menurut penelitian sebelumnya, risiko ini dianggap kecil.
Sadar bahwa lampu yang berfungsi mengeringkan cat kuku terutama memancarkan sinar UVA, Shipp dan rekan-rekannya ingin tahu apakah penggunaan vahaya meter UVA dan UVB dengan Sper Scientific (model No 850009) akan menimbulkan ancaman kecil atau signifikan kepada konsumen.
Tim peneliti dari Georgia Regents University di Augusta melakukan sampling acak sinar UV di salon kuku di dua lokasi geografis untuk secara akurat menguji perbedaan dalam jumlah sinar UV yang dipancarkan oleh berbagai perangkat , dan juga mengukur eksposur (pajanan) berdasarkan posisi tangan.
Sebanyak 17 lampu UV yang berbeda ditemukan pada 16 salon kuku kemudian dievaluasi dalam studi untuk menentukan berapa banyak radiasi UV yang dipancarkan ketika konsumen mengeringkan kukunya di salon saat kunjungan.
Temuan menunjukkan ada variasi yang luas dalam dosis UVA yang dipancarkan selama delapan menit pengeringan atau pengerasan kuku. Dosis ini diukur dalam joule per sentimeter kuadrat dan berkisar dari kurang dari 1 hingga 8 dalam penelitian ini.
Ada berbagai macam merek sumber cahaya, lampu watt, dan jumlah lampu per perangkat. Lampu UV dengan sumber watt yang lebih tinggi memancarkan tingkat tertinggi radiasi UV.
Perbedaan jumlah paparan UVA juga bergantung pada posisi tangan pada perangkat. Secara keseluruhan , jumlah paparan UVA berkisar dari “hampir” ke “signifikan”.
Satu sesi pengeringan cat kuku di bawah lampu UV tidak akan membuat seseorang terpapar sinar UVA yang menyebabkan kanker, demikian menurut uraian Shipp dan timnya. “Bahkan dengan beberapa kali paparan, risiko karsinogenesis masih kecil,” kata peneliti.
Biasanya, kerusakan DNA yang dapat menyebabkan kanker kulit diketahui terjadi sekitar 60 joule per sentimeter kuadrat , tapi tidak ada lampu yang dipakai untuk mengeringkan kuku yang dievaluasi dalam penelitian mendekati jumlah ini.
Namun, kemungkinan kerusakan DNA pada kulit, berdasarkan lampu yang diuji dalam penelitian ini, dapat terjadi dalam delapan sampai 14 kunjungan selama 24-42 bulan.
“Data kami menunjukkan bahwa bahkan dengan banyaknya pajanan, risiko karsinogenesis tetap kecil. Kami setuju dengan penelitian sebelumnya yang merekomendasikan penggunaan tabir surya sebagai tameng fisik atau sarung tangan yang memberikan perlindungan dari UVA untuk membatasi risiko karsinogenesis dan photoaging,” pungkas peneliti seperti dikutip Medical Daily.
