Bhinneka.com, pelopor toko online di Indonesia, bulan ini genap berusia 21 tahun. Ulang tahun toko online terkemuka ini diperingati setiap 15 Februari.
Menandai ulang tahun ke-21, Bhinneka melakukan temu media yang dihadiri oleh Hendrik Tio (Founder dan CEO, Bhinneka.com), Nicholas Tio (COO, Bhinneka.com), serta Daniel Tumiwa (Ketua, idEA – Indonesia E-Commerce Association).
Hendrik mengisahkan, dengan modal Rp100 juta dan masih berwujud toko fisik, Bhinneka.com terus berevolusi mengikuti perubahan zaman dan tren di dunia bisnis. “Bhinneka pertama kali hadir sebagai distributor alat-alat cetak. Lalu, pada tahun 1997, mulai jualan komputer. Tapi, kami sempat terkena imbas krisis tahun 1998. Sebagai cara keluar dari krisis, kami membuka toko online mulai 1999,” ujarnya.
Saat internet sakau di awal tahun 2000, Bhinneka memutuskan membuka toko fisik pada 2001 demi menunjang bisnis internet yang lesu. Kini Bhinneka.com sukses membukukani omset lebih dari Rp 600 miliar pada tahun 2013, di mana 70 persen pendapatan itu diakui Hendrik berasal dari transaksi online.
Saat ini, Bhinneka.com mencatat 165 ribu pengunjung per hari, 21 juta pageview per bulan, lebih dari 500 ribu member, dan mampu menjual 50 ribu item.
Sebagai tambahan, Bhinneka.com yang dikenal dengan penjualan produk-produk TI-nya kini sudah merambah ke kategori produk non-TI. Misalnya alat musik, alat olahraga, produk bayi, pakaian, dan produk lifestyle.
Pada tahun 2014, Hendrik menargetkan pemasukan Bhinneka.com bisa tumbuh hingga double digit. Target ini akan dicapai melalui sejumlah aktivitas baru, salah satunya yaitu membuka Marketplace yang memungkinkan para pelaku bisnis untuk ikut berjualan di website tersebut,
Di tahun politik ini, Bhinneka.com justru optimistis penjualan meningkat. “Berdasarkan pengalaman kami di 2009, di tahun politik ini, justru belanja IT meningkat. Contohnya, banyak partai dan lembaga riset membeli server baru. Di tahun Piala Dunia, orang-orang juga akan banyak membeli produk elektronik baru, misalnya televisi,” jelas Hendrik.
Berdasarkan hasil survei Markplus Insight, pada tahun 2013, jumlah pengguna Internet di Indonesia telah mencapai 74,57 juta orang, naik sekitar 22% dari angka 62 juta di tahun 2012 yang mana juga menjadikan Indonesia sebagai pasar Internet kelima terbesar di Asia (setelah China, Jepang, India dan Korea Selatan).
“Tingginya pengguna Internet juga dapat diartikan semakin besarnya peluang e-commerce. Dengan maraknya penawaran belanja online ini, tentunya semakin besar persaingan yang mengharuskan situs-situs belanja online menyediakan barang yang lebih menarik, variatif, kompetitif, aman, dan cepat,” jelas Daniel Tumiwa, Ketua Umum idEA (Indonesian E-commerce Association).
Daniel menambahkan, Berkembangnya bisnis online juga tak lepas dari kemudahan akses Internet. Data dari AC Nielsen menyebutkan bahwa saat ini 48% (dengan indikasi terus meningkat) dari pengguna Internet di Indonesia menggunakan ponsel dan hal ini yang menjadikan Indonesia sebagai pasar yang paling menjanjikan di Asia Tenggara.
“Kecenderungan ini akan terus berlanjut, dengan data yang menunjukkan 53% pengguna Internet di Indonesia akan mengakses Internet melalui ponsel mereka dan 30% melalui perangkat genggam yang dapat mengakses internet dalam beberapa bulan ke depan,” tambah Daniel.
Dengan melihat perkembangan tersebut, Hendrik menyatakan pihaknya telah menambah berbagai fasilitas termasuk cara pembayaran.
“Jika awalnya hanya menggunakan layanan transfer dan Cash On Delivery (COD), kini berbagai metode pembayaran seperti Internet Banking, Credit Card, Credit Card Online, Cicilan 0%, Cicilan 0,99%, Uang Elektronik (E-Money) dan Proses Perusahaan dihadirkan demi kenyaman konsumen. Empat fitur utama yang sudah ada sejak pertama kali didirikan pun kini telah bertambah menjadi 13 fitur utama di Bhinneka.Com,” tambah Hendrik.
