Menteri Pariwasata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu meminta pengelola pusat belanja atau mal di seluruh Indonesia untuk lebih banyak menyediakan ruang publik utuk kegiatan industri kreatif.

???????????????????????????????

Mari juga meminta pusat belanja atau mal agar lebih banyak memberikan ruang publik untuk kegiatan-kegiatan industri kreatif mulai dari pertunjukan, musik sampai dengan memberikan ruang untuk menjual dan melakukan exhibition produk-produknya.

“Karena pusat belanja atau mal itu adalah tempat yang bagus sekali untuk pertunjukan, untuk musik, menampilkan produk kreatif, dan juga fashion,” ujar Mari di sela-sela Rakernas Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) di The Hall Lantai 8 Senayan City, Jakarta, pekan lalu.

Di antara pembicara yakni Yongki Susilo (Staf Ahli APRINDO), Chang Suk Suh (President Director Lotte Shopping Avenue), Chairul Tanjung (Ketua Komite Ekonomi Nasional), serta James Gwee TH., MBA (Indonesia’s Favorite Seminar & Trainer, Founder CARE For The Nation).

Sekretaris jenderal DPP APPBI, Darwin A. Roni mengakatan tujuan dilaksanakan kegiatan tahunan Rakernas ini bertujuan dalam rangka konsolidasi dan koordinasi dengan anggota APPBI seluruh Indonesia untuk membahas permasalahan yang ada di daerah maupun yang ada di pusat. “Terus terang pusat belanja sangat rentan terhadap gonjang ganjing politik yang berdampak terhadap situasi ekonomi,” papar Darwin.

Pertumbuhan pusat belanja di Indonesia diakui terus mengalami perkembangan. Jumlah mal begitu mudahnya ditemukan di pusat-pusat kota, terlebih di Jakarta. Namun sayang, menurut Yongki Susilo, Staf Ahli APRINDO, tidak ada roadmap yang jelas bagi pengembangan pusat belanja di tanah air.

Malaysia misalnya, memiliki roadmap membangun pusat-pusat belanjanya menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan.

Di tengah perekonomian global yang tidak menentu, negara-negara ASEAN termasuk Indonesia masih dapat dikatakan aman meskipun masih turbulensi. Optimisme ini didorong oleh kondisi yang tidak separah negara lain seperti Turki, Brasil, India dan investasi yang masih terus naik.

???????????????????????????????

Dengan kondisi pertumbuhan yang diprediksi akan mengalami penurunan, kata Yongki, sebanyak 55 persen masyarakat masih dapat membelanjakan uangnya.

Indonesia sebagai emerging market diperkirakan akan berkontribsusi pada 70 persen ekonomi dunia pada 3-4 tahun mendatang.

Menurut Yongki, para pengelola pusat perbelanjaan perlu menjadikan unit bisnisnya mampu memenuhi tren yang berkembang dan memberi pengalaman kepada para konsumen.

Untuk itu, pusat perbelanjaan harus memiliki story (kisah). Pusat perbelanjaan menjadi jalan para konsumennya untuk mencapai mimpinya, memberikan inspirasi,  serta menunjukkan komitmen, empati, dan passion.

Yongki juga menekankan telah terjadi pergeseran dari mass consumption menjadi mass communication. Tidak cukup hanya mengandalkan website, kata Yongki, segala media online/digital seharusnya digunakan untuk menjalin komunikasi yang lebih personal dengan konsumen. “Kartu keanggotaan itu bukan semata untuk diskon, tetapi untuk customer relationship management,” tegasnya.